English to Indonesian
| we | kg. 1 kami (speakers only). 2 kita (all, including those spoken of). We leave tomorrow Kami berangkat besok. |
| we | |||
|
|||
| we all | kita semua |
| we might | kita mungkin |
| we present | kami hadirkan |
| we remain | kami tetap menunggu |
| we thank you very much for | kami sampaikan banyak terima kasih atas |
| we''d | 1 [we had] kami telah. 2 [we would] kami akan. |
| we'd better | lebih baik |
| we'll | [we will, we shall] kami/kita akan. |
| we'll be home | kami akan pulang |
| we're | [we are] kami/ kita akan. |
| we're here | kita di sini |
| we've | [we have] kami/kita telah. |
| we've been | [kita/kami] telah |
| weak | lemah, tidak kuat, encer |
| weak axial vector contributions to beta decay | sumbangan vektor menyumbu lemah pada rerasan beta |
| weak current | arus-lemah |
| weak current cable | kabel arus lemah |
| weak drought | tarikan lemah |
| weak interaction | interaksi lemah |
| weak minded | lemah jiwa; lemah ingatan |
| we | |
| pronoun |
The plural nominative case of the pronoun of the first person; the word with which a person in speaking or writing denotes a number or company of which he is one, as the subject of an action expressed by a verb.
Kasus nominatif jamak dari kata ganti orang pertama, kata dimana seseorang dalam berbicara atau menulis menunjukkan nomor atau perusahaan yang ia adalah satu, sebagai subyek dari suatu tindakan diungkapkan oleh kata kerja.
|
source: WordNet 3.0
Kata yang berhubungan
| ada, adalah kami, akan, akan kami, aku, ayat, dan, dan kami, dan kami telah, dan kami tidak, dan kita, dan sesungguhnya, dan sesungguhnya kami, dan tidak, dari kami, demikian, dengan, dia, huruf, ingatlah, ini, ini kami, itu kami, itu kita, jadi, jika, n |
Example(s)We're the only creatures Kita adalah satu-satunya makhluk
We're obsessed with morality as social creatures. Kita terobsesi akan moralitas sebagai makhluk sosial.
We need to know why people are doing what they're doing. Kita perlu tahu mengapa orang melakukan ini atau itu.
So what we do in my lab Jadi yang kita lakukan
is we tempt people with virtue and vice by using money. adalah menggoda orang untuk berbuat baik atau jahat dengan uang.
Let me show you how we do that. Saya akan menunjukkan caranya.
So we recruit some people for an experiment. Jadi kami mengambil beberapa orang dalam percobaan ini.
We give them lots of instruction, and we never ever deceive them. Kami memberikan banyak perintah, dan tidak pernah menipu mereka
Then we match them in pairs by computer. Lalu kami memasangkan mereka dengan menggunakan komputer.
That's not what we found. Bukan itu yang kami temukan.
We found 90 percent of the first decision-makers sent money, Kami menemukan bahwa 90 persen orang pertama mengirim uang
we found that the more money the second person received, kami menemukan bahwa semakin banyak uang yang diterima orang kedua
So we have a biology of trustworthiness. Jadi ada biologi dari kepercayaan.
So we measured nine other molecules that interact with oxytocin, Jadi kami mengukur 9 molekul lain yang berhubungan dengan oksitosin
we put 200 men on oxytocin or placebo, kami memasukkan oksitosin dan plasebo
and we found that those on oxytocin not only showed more trust, dan kami menemukan mereka yang menghisap oksitosin bukan hanya lebih percaya
we can more than double the number of people namun ada lebih dari dua kali lipat orang
we ran more studies. kami melakukan kajian lanjutan.
We showed that oxytocin infusion Kami menunjukkan bahwa memasukkan oksitosin
We showed it increases donations to charity Kami menunjukkan oksitosin meningkatkan sumbangan
We've also investigated Kami juga meneliti
And whenever we raise oxytocin, Dan kapanpun oksitosin itu meningkat,
To investigate this question, we ran an experiment Untuk menyelidikinya, kami melakukan percobaan
where we had people watch a video di mana orang-orang menonton video
After they watched the video, we had them rate their feelings Setelah mereka menontonnya, kami menilai perasaan mereka
that we are moral creatures, not because of a top-down reason, bahwa kita adalah makhluk moral, bukan karena perintah
He said we're social creatures, Dia berkata kita menjadi makhluk sosial
so we share the emotions of others. sehingga kita saling berbagi emosi satu sama lain.
and he was right on why we're moral. dan dia benar tentang mengapa ktia bermoral.
why we see immorality. mengapa kita melihat ketidakmoralan.
I just found this. What do you think we should do with it?" di toilet pria. Menurutmu ini harus diapakan?"
We have to find the owner for this." I said, "Yea." Kita harus menemukan pemiliknya." Saya berkata, "Iya."
So we're trying to decide what to do with this, Jadi kami mencoba memutuskan harus berbuat apa
Again he asked me, "What do you think we should do?" Kembali dia berkata, "Menurutmu kita harus bagaimana?"
Now we know what happens. Kini kita tahu apa yang terjadi.
We found, testing thousands of individuals, Dengan menguji ribuan orang
We call them bastards. Kami menyebutnya "bajingan."
So we've studied sexually abused women, Kami mempelajari wanita yang mengalami pelecehan seksual
So we all know this, when we're really stressed out, Jadi kita semua tahu, saat kita stres
we're not acting our best. kita tidak bisa melakukan tindakan terbaik.
So we, in experiments, have administered testosterone to men. Jadi dalam percobaan, kami memberikan testosteron kepada para pria.
we have the yin and yang of morality. ada yin dan yang dari moralitas.
We have oxytocin that connects us to others, Ada oksitosin yang menghubungkan kita dengan orang lain,
And we have testosterone. Dan ada testosteron.
we have testosterone that makes us want to punish kita memiliki testosteron yang membuat kita ingin menghukum
We don't need God or government telling us what to do. Kita tidak perlu Tuhan atau pemerintah.
So I think it tells us that we've designed this ritual Saya rasa hal ini memberi tahu bahwa kita merancang ritual ini
Why? Because we need them to be successful at reproducing Mengapa? Karena kita perlu agar bisa sukses beranak cucu
didn't really capture how often we actually trust our lives to strangers. tidak benar-benar menangkap seberapa sering kita mempercayai hidup kita pada orang asing
And there are so many ways we can connect to people. Dan ada banyak cara kita dapat berhubungan dengan orang lain.
|
